• Sab. Sep 30th, 2023

tempojakarta

www.tempojakarta.com

Tulislah Sendiri Sejarah Anda!

Byadmin

Mar 11, 2022
Oleh: Ervan Taufiq, SE 
Tulis Sendiri Sejarah Anda!
Ada kisah yang disampaikan oleh seorang ulama terkemuka yang diceritakan dalam bukunya La Tahzan,  kisahnya sebagai berikut: “ketika saya sedang beri’tikaf di Masjidil Haram pada saat cuaca sangat panas, satu jam menjelang shalat Zhuhur. Tiba-tiba seorang lelaki yang sudah sangat tua berdiri dan memberikan air dingin kepada orang-orang yang hadir di tempat itu. Kedua tangannya masing-masing memegang sebuah gelas. Dia memberi minum jamaah dengan air zam-zam. Setelah seseorang selesai minum, dia kembali mengambil air dan kembali memberi minum kepada yang lain.
Sudah sekian banyak orang yang dia beri minum. Saya lihat keringatnya mengucur deras, sedangkan orang-orang hanya duduk menunggu giliran mendapatkan air minum dari orang tua tadi. Saya kagum pada semangat, kesabaran, dan kecintaannya pada kebaikan, serta wajahnya yang selalu menebar senyum saat memberi minum. Akhirnya, saya tahu bahwa kebaikan itu sangat mudah dilakukan oleh siapa saja yang oleh Allah dimudahkan untuk melakukannya. Allah memiliki simpanan kebaikan yang banyak sekali, yang akan dikaruniakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan, Allah juga mengalirkan keutamaan, meski sedikit, ke pada orang-orang baik yang senang melakukan kebaikan kepada sesama. Dan, Allah tidak senang melihat keburukan menimpa manusia.
Abu Bakar siap menempuh semua bahaya pada saat hijrah untuk me lindungi Rasulullah. Hatim rela tidur dalam keadaan lapar asal tamu-tamunya kenyang Abu Ubaidah tidak tidur malam di tengah tentaranya yang nyenyak tertidur Umar ibn Khaththab keliling kota Madinah pada saat penduduk Madinah sedang terlelap tidur. Pada musim paceklik, Umar hanya bisa membolak-balikkan badan karena lapar. Seluruh makanan miliknya ia bagikan kepada rakyatnya. Abu Thalhah menjadikan dirinya sebagai tameng pada saat perang uhud untuk melindungi Rasulullah dari gempuran anak panah.
Ibnul Mubarak memberi makanan kepada orang lain, padahal dia sendiri dalam keadaan puasa.
HOS Tjokroaminoto rela menanggalkan gelar ningrat nya untuk memperjuangkan rakyat pribumi yang disebut inlander oleh penjajah.
Agus Salim meski seorang pejabat negara tak punya rumah pribadi. Hidupnya dihabiskan dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Rela hidup melarat sampai akhir hayat demi perjuangan rakyat.
Hoegeng Imam Santoso dikenal tak gampang tergiur harta. Sepanjang kariernya jadi polisi, termasuk ketika menjabat kapolri, Hoegeng enggan memperkaya diri sendiri. Apalagi korupsi. Baginya, sehina-hina manusia adalah mereka yang korupsi. Sikap lurus itu dipertahankan sampai pensiun. Jangankan harta melimpah. Hidupnya sehari-hari bergantung dari uang pensiun Rp10 ribu per bulan. Adapun harta berharga yang dimiliki Hoegeng boleh jadi cuma kejujuran.
Teladan-teladan itu bak bintang-bintang, bahkan lebih tinggi, laksana fajar saat mau menjelang. Allah Subhanahu Wata’aalla Berfirman:
وَيُطۡعِمُوۡنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسۡكِيۡنًا وَّيَتِيۡمًا وَّاَسِيۡرًا
“Dan, mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang yang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”
(QS. Al-Insân: 8)
Sahabat sekalian, mumpung kita masih diberikan kesempatan hidup marilah kita ukir kita isi kehidupan kita dengan berbagai macam kebaikan kebaikan yang kan menjadi catatan sejarah manusia setelah kita, dan menjadi bekal kita di kehidupan kelak. Meski kita hidup dizaman yang carut marut, penuh dengan prasangka dan tipu daya serta gemerlapan dunia yang mempesona, namun jangan sampai kita lupa dan terlena akan tujuan hakiki Allah SWT menciptakan kita, yaitu untuk menyembah dan mengabdi kepada Nya.
Yuk sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ»
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (H.R. Muslim no 2626).
Mari kita jadikan hadist tersebut sebagai spirit untuk senantiasa bergerak, berbuat berkarya yang terbaik demi Diri sendiri, Keluarga, Agama, Bangsa dan Negara.
Editor: SY
Bidang Media Dan Penggalangan Opini
PB Pemuda Muslimin Indonesia.

sumber: pemudamuslim.org

Related Post