Indonesia Harus Optimis Hadapi Ancaman Resesi Global
TempoJakarta.Com-Untuk menghadapi resesi global yang diperkirakan terjadi pada tahun 2023, Asosiasi pengusaha Indonesia (APINDO) mendorong program-program pemerintah berjalan dengan baik dan fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga daya beli masyarakat meningkat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi APINDO, Ajib Hamdani pada acara puncak dari rangkaian kegiatan dalam rangka Milad Kaukus Muda Indonesia (KMI) ke-14, Kamis (27/10/2022) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sebelumnya, KMI juga menggelar kegiatan sosial lainnya yaitu pembagian sembako dan santunan kepada yatim dan dhuafa.
“Untuk menghadapi tantangan tersebut, tentunya diperlukan kolaborasi antara pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat,” ujar Ajib.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah seperti mencabut subsidi BBM, menurut Ajib sebagai langkah rasional agar di tahun mendatang negara tidak terbebani. Meskipun ancaman resesi global akan dihadapi, ia berharap ekonomi Indonesia tetap tumbuh.
“Kita mempunyai komitmen dan optimisme, tinggal bagaimana pemerintah mendorong regulasi-regulasi yang pro dengan pertumbuhan dan pemerataan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dosen Pascasarjana Universitas Pancasila, Fahrudin Salim menilai secara global kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja karena ada masalah ekonomi yang cukup berat. Kenaikan harga minyak dunia menjadi salah satu indikator meningkatnya harga lain sehingga banyak negara mulai mengembangkan energi baru terbarukan. Menurutnya, kondisi ekonomi dunia yang sedang tidak baik akan berdampak pada kondisi perekonomian domestik.
“Saya melihat ekonomi makro kita cukup bagus. Indikatornya adalah inflasi yang cukup rendah, hutang luar negeri yang cukup sehat, stabilitas ekonomi dan politik yang cukup baik,” ujar Fahrudin.
Secara global, tambah Fahrudin, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia. Disisi lain, kondisi tersebut menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan ekspor sumber daya alam.
“Saat ini dunia sedang krisis pangan dan energi, sementara kita kaya dengan itu. Dengan kondisi tersebut, kita harus bisa menjaga stabilitas ekonomi dan politik agar banyak investasi yang masuk,” imbuhnya.
Pemerhati Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Hamli Syaifullah berpendapat, untuk menghadapi resesi ekonomi global yang perlu dilakukan diantaranya adalah memperkuat UMKM, melakukan daya efisiensi, mengikutsertakan lembaga filantropi yang akuntabel, dan menerapkan subsidi pada sektor-sektor tertentu.
“Semangat gotong royong menjadi salah satu modal sosial untuk mengatasi kondisi perekonomian tersebut,” pungkasnya. (my)