Etika Politik Menyimpang Dari Pancasila
Tempojakarta.com-Konsep politik bertujuan guna kepentingan rakyat bukan untuk tujuan pribadi dan kelompok, etika berpolitik akan hilang dan tidak laku bila ingin meraih merebut kekuasaan politik yang berawal untuk mensejahterakan rakyat malah makin menyengsarakan rakyat.
Para politisi elite partai politik jaman era digitalisasi dan globalisasi patut menata kembali menerapkan dan menjalankan etika politik berdasarkan nilai nilai luhur pancasila.(4/1/23)
Republik indonesia merupakan suatu negara dengan ideologi pancasila seiring proses perjalaman dinamika perpolitikan tanah air lebih mengarah kepolitik kepentingan, sesuai fakta politiknya banyak politisi menyimpang keluar jalur etika politik.
Pancasila sumber jati diri moralitas bangsa indonesia dengan ligitimasi kekuasaan dan memegang kebijakan dalam pelaksaan penyelenggara negara, terutama menjaga stabilitas politik dan perwujudan politik beretika.
Sikap ambisius dan haus, rakus kekuasaan elite partai politik dalam menjalankan roda kepartaian mau pun roda pemerintahan mengambil keputusan atau kebijakan sering kali mencederai nilai moralitas etika berpolitik tidak sesuai pengamalan pancasila.
Malah elite partai politik lebih cenderung mencari konsep baru ideologi pragmatisme dan transaksional guna mengambil jalan pintas dengan instant meraih merebut kekuasan jabatan dan harta kekayaan.
Mengakibatkan fungsi sebagai wakil rakyat yang disumpah saat pelantikan tidak berjalan secara objektif dan efektif, berakibat penurunan nilai kualitas, intergeritas dan intektualitas yang berimbas pada hak hak keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Demikian korelasi penyimpangan etika politik dengan ideologi pancasila artinya para elite politik sudah sangat masif serta mempunyai jaringan dan kekuatan dukungan financial.
#Riko Lesiangi#
#Politikus Muda Partai Golkar#